Siapa sih yang nggak kenal DOOM? Seri game legendaris ini udah jadi simbol kekacauan, darah, dan dentuman metal sejak pertama kali muncul. Tapi di 2025 ini, id Software dan Bethesda bikin gebrakan baru lewat DOOM: The Dark Ages, yang ngebawa sang Doom Slayer ke dunia yang sama brutalnya—tapi beda zaman: era abad pertengahan.
Yap, kamu nggak salah baca. Bukan lagi fasilitas futuristik penuh pintu otomatis atau planet Mars yang diserang iblis. Kali ini, Doom Slayer mainnya di dunia penuh kastil, besi, darah, dan… tetap banyak demon!
Dari Mars ke Zaman Gelap DOOM: The Dark Ages: Konsep Baru Tapi Tetap “Doom Banget”
Nuansa Medieval DOOM: The Dark Ages Tapi Nggak Kehilangan Arah
Banyak yang sempat skeptis pas denger “Doom Slayer masuk era abad pertengahan”. Tapi setelah lihat cuplikan dan info awalnya, semua langsung paham: ini bukan DOOM yang berubah jadi RPG fantasi. Ini tetap DOOM yang kita kenal—cepat, kejam, dan penuh ledakan—tapi dibungkus dengan estetika zaman dulu.
Jadi jangan bayangin Doom Slayer pakai jubah penyihir ya. Di sini, dia tetap jadi mesin pembantai iblis, cuma kali ini pakai armor medieval futuristik dan senjata yang lebih… “barbar”.
Atmosfer DOOM: The Dark Ages yang Lebih Gelap dan Gotik
Kalau DOOM Eternal terasa penuh warna neon dan suasana sci-fi, The Dark Ages justru balik ke akar kegelapan. Dominasi arsitektur batu, gua berdarah, dan langit kelabu bikin game ini berasa seperti kombinasi antara DOOM dan Dark Souls—minus slow gameplay tentunya.
Senjata dan Gaya Bertarung DOOM: The Dark Ages: Kuno Tapi Modern
Senjata Baru yang Bikin Merinding
Yang paling bikin excited? Tentu aja senjatanya. Ada flail besar berduri, crossbow brutal, bahkan kapak dengan api neraka. Tapi tenang, senjata ikonik seperti shotgun dan chainsaw tetap ada—versi medieval-nya pastinya.
Semua senjata tetap punya feel khas DOOM: berat, brutal, dan satisfying banget pas kena kepala demon.
Masih Fast-Paced, Tapi Ada Sedikit Taktik
Gameplay-nya masih penuh lompatan, dash, glory kill, dan musuh bertubi-tubi. Tapi karena lingkungan lebih tertutup dan musuh kadang punya armor, kamu harus mikir dikit soal timing dan prioritas target. Jadi walau masih cepat, The Dark Ages kasih sedikit nuansa taktis.
Musuh-Musuh Baru DOOM: The Dark Ages: Bukan Sekadar Reskin
Monster Medieval yang Kreatif
Kalau kamu pikir bakal ketemu iblis lama yang dikasih topi baja, kamu salah. DOOM: The Dark Ages hadirkan banyak musuh baru yang desainnya keren banget. Ada iblis bersayap baju zirah, beast besar mirip minotaur, sampai necromancer yang bisa summon pasukan undead.
AI-nya juga makin adaptif. Musuh nggak cuma lari dan nyerang sembarangan, tapi mulai pinter nge-flank dan combo bareng musuh lain.
Cerita dan Latar Dunia: Doom Slayer Versi Legenda
Latar Cerita Semi Prekuel?
Walau belum dikonfirmasi sepenuhnya, banyak rumor yang bilang kalau game ini adalah semacam prekuel—dimana kita bakal ngelihat asal-usul Doom Slayer sebelum dia jadi “makhluk abadi pembantai iblis” yang kita kenal sekarang.
Ada narasi dan cutscene yang lebih “cinematic”, tapi tetap nggak terlalu ganggu pacing. Kamu masih bisa skip kalau cuma mau hajar-hajaran aja.
Apakah Worth Ditunggu?
Kalau kamu fans DOOM, jawabannya jelas: iya banget. The Dark Ages adalah penyegaran yang tetap jaga inti dari gameplay DOOM. Visual baru, nuansa berbeda, tapi semua yang kita suka masih ada—bahkan ditambah banyak hal keren lainnya.
Buat kamu yang baru mau coba seri DOOM, game ini juga bisa jadi titik awal yang menarik. Karena selain narasi lebih “awal”, mekaniknya tetap ramah buat pemain baru.
Kesimpulan
DOOM: The Dark Ages bukan sekadar “DOOM di zaman batu”. Ini adalah eksperimen gila yang ternyata berhasil tampil fresh tanpa kehilangan identitas. Doom Slayer tetap brutal, musuh makin sadis, dan dunia medieval-nya kasih sentuhan unik yang jarang ada di game shooter lain.
Tinggal tunggu tanggal rilis pastinya, dan kita siap kembali terjun ke neraka—kali ini, lewat gerbang kastil tua yang berdarah.
Baca juga : Komik “Solo Leveling”: Fantasi Aksi yang Wajib Dibaca